Awal tahun, tepatnya
tanggal tiga pada bulan Januari. Kegiatan Praktik Kerja Lapanganku di
perusahaan konsultan perencana dimulai. Berbekal seragam sekolah, laptop dan beberapa
barang yang semestinya ku bawa; bekal, buku, alat tulis. Tepat jam 9 pagi, aku
masih ingat dengan jelas, aku tiba di depan pintu masuk kantor. Belum ada pegawai
lain yang datang. Hanya aku dan teman magangku seorang.
Sedikit melelahkan
karena aku harus menunggu penjaga kantor untuk membuka pintu masuk. Tapi tak
apa, karena aku harus mengejar jadwal bus juga.
Masih dibulan
yang sama. Aku dan temanku langsung mendapat tugas untuk membuat sketsa 3D yang
diberikan oleh pembimbingku. Cukup mengejutkan, karena sebetulnya pengalamanku
dalam menggambar 3D jauh lebih sedikit daripada temanku. Tapi tak apa, semua
terlaksana dengan baik.
Ada banyak
hal yang bisa kudapatkan di sana, kalau boleh jujur, jauh lebih banyak ilmu
kejurusan yang kudapatkan daripada ketika aku di sekolah. Dari hal dasar seperti
menghitung, menggambar. Tak hanya sampai situ saja, mengevaluasi sebuah proyek
yang sudah 50% jadi, datang ke proyek langsung, mengikuti meeting dengan
perusahaan lain, mengurus dokumen penting, dan masih banyak lagi.
Menghitung
dan merevisi. Dua kata yang sering aku lakukan. Entah dari pembimbing atau dari
project perencanaan yang ku buat. Sampai saat itu tiba, ‘revisi’ adalah
kata yang membuatku harus mengambil waktu liburan akhir mingguku. Hari sabtu,
bulan Februari. Hanya ada aku, temanku, dua orang pegawai lapangan, dan penjaga
kantor. Oh, tak lupa dengan Pak Direktur. Sungguh terasa sangat berbeda
atmosfirnya dengan hari biasa. Lebih sepi, karena hanya ada dua ruangan yang lampunya
dinyalakan.
Merevisi
ketinggian, tata letak ruangan, potongan, denah, tampak bangunan, dan pemberian
nomor gambar. Sangat menguras tenaga pikiranku. Sempat terjadi misscomunnicate
karena pembimbingku, yang memberi pekerjaan, tidak ada di kantor. Untungnya
ada pegawai lain yang bisa kutanyakan mengenai kebingunganku.
Beralih ke
bulan selanjutnya, di mana aku harus membuat surat Berita Acara Serah Terima. Selama
ini aku hanya membantu menyiapkan dokumen itu ketika salah satu pegawai kantor
akan melakukan ‘lelang’ dan memerlukan dokumen penting untuk pembuktian. Dan
ini, aku diminta untuk membuatnya.
“Saya minta
tolong ya? Nanti kalau sudah kirim saja ke nomor saya. Kalau kamu masih bingung,
boleh tanya kok.” Astaga, kalimat terakhir dari Bu Laura, bagian admin, sangat
membuatku lega.
Aku diberikan
contoh dan beberapa informasi yang seharusnya ada di sana. Kubuat dengan telaten.
Sedikit ngebut, sesekali ku cek kembali. Dan jadilan Berita Acara Serah
Terima yang kubuat sendiri untuk yang pertama kalinya. Tidak ada kesalahan, aku
benar-benar bernafas lega.
Rencana Anggaran
Biaya. Yang kupikir hanya menghitung volume pekerjaan dan dimasukkan ke dalam
data yang sudah di buat menggunakan software Excell. Rupanya tak hanya
itu. Analisis, rincian harga satuan, bobot, rekapitulasi harga, time schedule,
dan kurva s. Aku hanya bisa menghela
nafas lega sembari tersenyum ketika melihat contoh dokumen yang diberikan oleh
pembimbingku. Mereka saling berkaitan dan berurutan. Jika salah menghitung dan
memasukkan angka di awal, maka pada tahap selanjutnya akan salah pula. Terlebih
pada tahap pembuatan time schedule dan kurva s. Kedua hal itu sangat berkaitan.
Jika pembagian time schedule kurang tepat, maka kurva s yang dihasilkan tidak
bagus atau tidak berbentuk. Ada deh, kira-kira tiga hari, kuhabiskan untuk mengulang
kembali pembuatan time schedule dan kurva s. Walau hasilnya tetap kurang,
setidaknya aku merasa puas dengan ilmu yang kudapatkan.
Hampir saja
aku lupa menambahkan. Ada kebiasaan yang membantu kemampuan public speaking
ku. Presentasi di setiap mendekati jam pulang. Tak setiap hari aku dan temanku
lakukan, namun terbilang sering. Tak perlu menggunakan bahasa formal, menggunakan
bahasa santai, anggap saja siapa yang di depanku adalah teman-teman sebaya.
Dari situ, kebiasaan jelek yang biasa kurasakan perlahan mulai menghilang.
Perasaanku
benar-benar nyaman, santai, namun ilmu masih bisa kudapatkan. Aku sangat
menikmati kegiataanku selama enam bulan untuk melakukan PKL. Banyak energi positif
yang kudapatkan selain ilmu yang tak terduga pula.